Sabtu, 20 Desember 2014

VISKOSITAS



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas  zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu.
Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.
Untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung.
Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah :
1.    Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena
2.     Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng)
3.    Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita
4.     Tingkat kekentalan oli pelumas
Oleh karena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.

B.       Tujuan Percobaan
1.    Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
2.    Mengetahui macam-macam metode pengukuran viskositas
3.    Mempelajari kegunaan dari alat viskometer Ostwald dan piknometer



















BAB II
KAJIAN TEORI

A.      Pengertian Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar kecilnya gesekan internal fluida. Viskositas fluida berhubungan dengan gaya gesek antarlapisan fluida ketika satu lapisan bergerak melewati lapisan yang lain. Pada zat cair, viskositas disebabkan terutama oleh gaya kohesi antar molekul, sedangkan pada gas, viskositas muncul karena tumbukan antarmolekul. Setiap fluida memiliki besar viskositas yang berbeda yang dinyatakan dengan Ƞ. Viskositas dapat dengan mudah dipahami dengan meninjau satu lapisan tipis fluida yang ditempatkan di antara dua lempeng logam yang rata. Satu lempeng bergerak (lempeng atas) dan lempeng yang lain diam (lempeng bawah). Fluida yang bersentuhan dengan lempeng ditahan oleh gaya adhesi antara molekul fluida dan molekul lempeng. Dengan demikian, lapisan fluida yang bersentuhan dengan lempeng yang bergerak akan ikut bergerak, sedangkan lapisan fluida yang bersentuhan dengan lempeng diam akan tetap diam.
Lapisan fluida yang bergerak mempunyai kelajuan sama dengan kelajuan lempeng yang bergerak, yaitu sebesar v. lapisan fluida yang diam akan menahan lapisan fluida di atasnya karena adanya gaya kohesi. Lapisan yang ditahan itu menahan lapisan di atasnya lagi dan seterusnya sehingga kelajuan setiap lapisan fluida bervariasi dari nol sampai v. Untuk menggerakkan lempeng diperlukan gaya. Untuk membuktikannya, dapat dicoba dengan menggerakan sebuah potongan kaca di atas tumpahan sirup. Semakin kental fluida, semakin besar gaya yang diperlukan untuk mendorong.
Gejala viskositas juga dapat diamati ketika menjatuhkan sebutir kelereng ke dalam gelas kaca yang berisi minyak goreng, maka kelereng tersebut akan mengalami perlambatan dalam geraknya. Ini terlihat ketika kelereng jatuh lebih lambat saat berada di dalam minyak goreng dibandingkan saat masih di udara (sebelum masuk minyak goreng). Perlambatan yang terjadi itu karena adanya gesekan di dalam fluida. Ketika kelereng dijatuhkan ke dalam minyak goreng, kelereng mengalami kecepatan yang suatu saat paling besar dan tetap untuk selang waktu tertentu. Kecepatan itu disebut kecepatan batas. Saat kelereng di dalam minyak goreng, kelereng mengalami tiga gaya, yaitu gaya berat, gaya ke atas fluida, dan gaya gesekan fluida.
Viskositas banyak digunakan dalam dunia teknik, terutama dalam sistem pelumasan. Minyak pelumas mesin mencantumkan spesifikasi yang menyatakan ukuran kekentalan pelumas dalam kemasan tersebut.

B.       Faktor yang Mempengaruhi Viskositas
1.    Gaya intermolekuler
Viskositas juga dihubungkan dengan adanya gaya intermolekuler pada cairan. Jika gaya intermolekuler kuat, viskositas akan tinggi. Sebagai contoh, air mempunyai viskositas yang lebih tinggi daripada metanol karena gaya intermolekuler air lebih besar daripada metanol.
2.    Temperatur
Kenaikan temperatur menyebabkan penurunan viskositas. Hal ini menyebabkan kenaikan energi kinetik rata-rata. Maka dari itu gaya intermolekuler dapat ditahan.
3.    Ikatan hidrogen
Cairan dengan ikatan hidrogen yang kuat mempunyai viskositas lebih tinggi karena peningkatan ukuran dan massa molekul. Sebagai contoh, gliserol dan asam sulfat mempunyai viskositas yang lebih tinggi daripada air karena adanya ikatan hidrogen yang lebih kuat.

C.      Jenis-jenis Viskometer
Viskometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu cairan, dimana viskositas sendiri yaitu tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul yang satu dengan yang lainnya.
1.    Viskometer kapiler / Ostwald
Digunakan untuk menentukan laju aliran kuat kapiler. Pada viskositas Ostwald yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMwit4bnH3HdJ6jBoiqN7fyENn2qd_-b9kP15KFvTzR2wnqFny5Xvy-0DT5YjYipBK_b_KIemFglTIy6ybDhQA2No5CpHbM2wRK-l9H5lKnBk_dQBIsL4BMVwlyJ2qsKPdmdDrR4Fx7KY/s320/12440.jpg

Cara kerja Viskometer Ostwald : 
·      Sebelum digunakan , viscometer hendaknya di bersihkan terlebih dahulu
·      Letakkan viscometer pada posisi vertical
·      Pipet cairan yang akan ditentukan kekentalannya dimasukkan kedalam reservoir a sampai melewati garis reservoirnya (kira-kira setengahnya)
·      Biarkan viscometer beberapa menit dalam thermostat untuk menyeimbangkan atau mencapai suhu yang di kehendaki
·      Cairan dihisap melalui pipa b sampai melewati garis m.reservoirnya
·      Cairan dibiarkan turun sampai garis n
·      Catat waktu yang dibutuhkan cairan untuk mengalir dari garis m ke n

2.    Viskometer Hoppler
Pada viscometer hoppler yang diukur waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola untuk melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola yang terbuat dari kaca. Karena gaya gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang besar sampai pada kecepatan yang maksimum. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga respirok sampel.








Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI5Uz_pvJC1kLr7Q0P7NqYkfPV-GkkXLoLbQk_yojO2HLxdWI1Yn_yS65sAgng7AC2joCVE70orTG0wuYFYWzcZ2Gfipzh93MP5r27-lZ7tw275rhBvPIJbCh8HKb1jXYoZxoGjDKOMXA/s1600/images+hoppler.jpeg


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz1wdDZc4XPq1NnJnXhxwwJ5jVC6PbhAjJYqMbH4Ms13Le1WsD5mFWaQnKoBUZKRHuE_iUJ6T1Y67233Z-J8uiy4O6aa4wEdaa-ieNxoSWWTeU4i6u64O36IJ9lokxD1j1SOnlt8qZp3M/s1600/images1111.jpeg
 








3. Viskometer Cup and Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal inidisebut aliran sumbat( Martin, 1993).





Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicgYJt6aVGQibJ1FfzvFXtdxEcwt8z06vSxkMtLSfbW1f8o9Mms4-2u9zmoUGzP8Isxw5cKbr_nOy8MO66yWwG5DzVqfKbrEnnfsALF-2zywKUcfJTei5ZKTy62bW-WFLx3YghHOnK0Hk/s200/visco+cup+and+bob+1.jpg


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0cLwb9msBhn1ZymCHPihjUDPs-hyls-FxG-LJtj-3NrG7w_hgtHJDzam2Eff5z7KK9sbu-qaLD6zo8_uxu4L0pWYIoTrAxMHxfRtLDARlS7G6Q4OaHpsEWEDWGtAp5_NhlFrdIcr4BNg/s200/cup+n+bob.jpg

 
 














4.    Viskometer Cone and Plate


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm0Pl-JM2Gd7S1VuZgt4NqA7BWUWxzp1z6tsp2H7CCNJJVmLww0Qx7uXxXhB5Z6lrbtC_2bov3OEamhL3M229vStMwW_ewBth7Qman5UHbx8l9E5HLWHanb7sS5JkOtC03MA1ynRReFgk/s320/dv_ii.jpg
 








Viscometer Cone/ Plate adalah alat ukur kekentalan yang memberikan peneliti suatu instrumen yang canggih untuk menentukan secara rutin viskositas absolut cairan dalam volume sampel kecil. Cone dan plate memberikan presisi yang diperlukan untuk pengembangan data rheologi lengkap. 
Ada beberapa hal yang mempengaruhi akurasi dari alat ini, misalnya:
1.    Dipakai pada cone dan plate
2.    ukuran sample
3.    waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel untuk menstabilkan pada pelat sebelum terbaca
4.    kebersihan kerucut dan plat
5.    jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel
6.    tipe cone, cone rentang yang lebih rendah memberikan akurasi yang lebih tinggi






BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A.      Waktu dan Tempat
Hari/tanggal         : Jumat, 16 Mei 2014
       Waktu                  : 08.00 WIB – selesai
Tempat                 : Laboratorium STTIF Bogor

B.       Alat dan Bahan
1.     Bahan
·      Minyak kelapa
·      Gliserin
·      Aquadest







2.    Alat
·      Pipet tetes
·      Pipet volum
·      Erlenmeyer
·      Bulp
·      Gelas ukur
·      Gelas kimia
·      Piknometer
·      Viskometer ostwald


C.      Cara Kerja
1.    Penentuan Densiti Cairan
·      Ditimbang piknometer kosong bersih dan kering (A).
·      Diisi piknometer dengan airnsampai batas kemudian ditimbang (B).
·      Dihitung bobot air
·      Hal yang sama dilakukan terhadap minyak kelapa dan gliserin sebanyak tiga kali.




2.    Penentuan Viskositas
·      Dibersihkan viskometer ostwald 2-3 kali.
·      Dipipet 5mL aquadest dan dimasukkan ke dalam viskometer ostwald.
·      Ditarik menggunakan bulp sampai air mencapai garis A.
·      Dilepas cairan dan dihitung waktu cairan dari titik A sampai titik B.
·      Dilakukan kembali perlakuan di atas dengan mengganti air oleh gliserin dan minyak kelapa.

























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Percobaan
1.    Penentuan Densiti
Sampel
Bobot pikno+sampel
Bobot pikno
p
d
Aquadest
78,5 gram
28,9 gram
0,9920
0,9982
Minyak kelapa
74,0 gram
28,9 gram
0,9020
0,9092
Gliserin 25%
81,3 gram
28,9 gram
1,0480
1,0564
Gliserin 50%
82,9 gram
28,9 gram
1,0800
1,0887
Gliserin 75%
87,5 gram
28,9 gram
1,1720
1,1814
Gliserin 100%
89,3 gram
28,9 gram
1,2080
1,2177

Dengan rumus :

ρ =  (bobot pikno + sampel) – bobot pikno kosong
                    Volume pikno (50 ml)
d = ρ sampel
     ρ air

2.    Penentuan Viskositas
Sampel
T1
T2
T3
T (rata-rata)
μ
Aquadest
1,00
0,69
0,66
0,78
0,0080
Minyak kelapa
27,53
25,75
27,25
26,84
0,2507
Gliserin 25%
0,64
0,61
0,55
0,6
0,0065
Gliserin 50%
2,73
2,52
2,42
2,55
0,0285
Gliserin 75%
3,12
3,34
3,77
3,14
0,0413
Gliserin 100%
6,13
8,88
9,82
8,27
0,1034


Perhitungan di atas dihitung dengan rumus :
 μa = da.ta                                                μs = μa . ds.ts
 μs = ds.ts                                               da.ta
    μa = 0,008 poise

Dengan Hitungan , sebagai berikut :
μs Aquadest  = ds.ts × μa
                             da.ta
                     = 0,9092 x 0,78 x 0,008
                         0,9982 x 26,84
                      = 0,1525
μs minyak kelapa  = ds.ts × μa
                                    da.ta
                              = 0,9092 x 26,84 x 0,008
                                       0,9982 x 0,78
                              = 0,2507
μs gliserin 25% = ds.ts × μa
                                da.ta
                          = 1,0564 x 0,6 x 0,008
                                  0,9982 x 0,78
                          = 6,5 x 10-3
μs gliserin 50% = ds.ts × μa
                                da.ta
                        = 1,0887 x 2,55 x 0,008
                             0,9982 x 0,78
                       = 0,0285

μs gliserin 75%  = ds.ts × μa
                             da.ta
                          = 1,1814 x 3,14 x 0,008
                                 0,9982 x 0,78
                          = 0,0413
μs gliserin 100% = ds.ts × μa
                                   da.ta
                           = 1,2177 x 8,27 x 0,008
                                0,9982 x 0,78
                           = 0,1034









B.       Pembahasan
Cara penentuan harga kekuatan dalam percobaan ini menggunakan metode Ostwald yang mana prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas disebut viscometer.
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis atau densitas dari fluida. Piknometer terdiri dari 3 bagian, yaitu : tutup pikno, lubang, dan gelas atau tabung ukur. Satuan yang digunakan, biasanya massa dalam satuan gram, volume dalam satuan mL = cm3. Jadii satuan P adalah dalam g / cm3.
Metode pengukuran viskositas terdiri dari piknometer kapiler / Ostwald pada metode ini viskositas ditetntukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui satuan tabung kapiler vertical. Waktu alir dari cairan yang diuji, dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui, biasanya air, untuk lewat antara dua tanda tersebut. Jika ŋ1 dan ŋ2 maing-masing adalah viskositas dari cairan yg tidak diketahui dan cairan standar, p1 dan p2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 masing-masing adalah waktu alir dalam detik. Viskosimeter Hoppler, pada viskositas ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan frictional resistance medium. Viscometer cup dan Bob, prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran summbat. Viscometer corner dan plate, cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut-kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.
Dari percobaan pengukuran densitas zat cair didapatkan nilai rata-rata aquades 0,9982, gliserin 25% 1,0564, gliserin 50% 1,0887, gliserin 75% 1,1814 , gliserin 100% 1,2177 dan minyak kelapa 0,9092. Selain itu didapatkan juga hasil pengukuran viskositas larutan aquades sebesar 0,0080, gliserin 25% 0,0065, gliserin 50% 0,0285, gliserin 75% 0.0413 , gliserin 100% 0,1304 dan minyak kelapa 0,93.
Jelas terlihat bahwa viskositas yang tertinggi terdapat pada minyak kelapa yang terkecil terdapat pada air. Artinya minyak kelapa merupakan larutan yang paling kental.
Dalam percobaan terdapat beberapa bahan yang digunakan yaitu Air, rumus molekulnya H2O, densitasnya 1000 kg m-3, liquid (4oC), 917 kg m-3, solid, titik didih 100oC, 212oF (373,15oK), viskositasnya 0,001 pa/s ∆t 20o. merupakan jenis senyawa liquid yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada keadaan standar. Minyak kelapa, memiliki titik didih tinggi, viskositas tinggi, bersifat polar, dan pada suhu kamar bentuknya cair. Sedang gliseril adalah bahan tambahan yang biasanya dipakai untuk membuat obat. Kerapatan yang didapat dari percobaan adalah aquades sebesar 0,9920, gliserin 25% 1,0480, gliserin 50% 1,0800, gliserin 75% 1,1720 , gliserin 100% 1,2080 dan minyak kelapa 0,9020.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa faktor kesalahan yaitu alat-alat yang kurang bersih, sehingga didapatkan hasil yang kurang maksimal, begitu juga dalam menggunakan stopwatch yang kurang tepat, sehingga hasilnya pun kurang maksimal.
BAB V
PENUTUP

A.      Simpulan
1.    Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu suhu, tekanan, konsentrasi larutan, dan berat molekul solute.
2.    Metode pengukuran viskositas yaitu viscometer kapiler/Ostwald, viscometer  Hoppler, viscometer cup dan bob, dan viscometer cone dan plate.
3.    Kegunaan dari viscometer Ostwald adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui pipa kapiler viscometer Ostwald. Dan kegunaan piknometer adalah suatu alat yang digunakan untuk nilai massa jenis atau densitas fluida

B.       Saran
Pada percobaan viskositas zat cair, terdapat berbagai macam metode. Seperti viscometer Hoppler, viscometer cup dan Bob, dan viscometer cone dan plate. Jadi hendaknya asisten tidak hanya menggunakan metode viscometer Ostwald saja, tetapi metode yang lain juga. Agar pengetahuan praktikan bertambah.













DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga
Respati, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga
Streeter, Victol L dan E. Benjamin While. 1996. Mekanika Fluida Edisi Delapan jilid I. Jakarta : Erlangga
While, Frank.M. 1988. Mekanika Fluida edisi ke-2 jilid I. Jakarta : Erlangga
Purwoko. Efendi. 2007. Fisika: SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.