BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Masalah
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering memanaskan air hingga mendidih ataupun membekukan
air ke dalam kulkas hingga menjadi beku. Pada pembelajaran kiia hal tersebut
bisa disebut dengan titik didih dan titik beku. Agar bisa mendapatkan titik
didih atau titik beku yang diinginkan maka harus adnya kesetimbangan. Dalam hal
kesetimbangan perubahan fase dari pada ke cair, dari cair ke gas atau dari
bentuk X ke bentuk Y atau perubahan sebaliknya akan ada keterlibatan energi
kalor yang disebut entalpi (ΔH). Menurut Newton antara lain: di antara dua
benda yang saling berinteraksi apakah itu tarik menarik ataupun tolak menolak
maka pada keberadaan dua benda ini disertai dengan keterlibatan energi. Jarak
antar kedua benda yang dimaksud menentukan besar kecilnya energi potensial yang
terkandung padanya.
Berdasarkan
latar belakag di atas maka dilakukan percobaan Keseimbangan Fase dan Entalpi
pada praktkum kimia dasar kali ini.
B.
Tujuan
1. Mengamati
titik beku dan titik didih air
2. Mengenal
bentuk dan kesetimbangan fase
3. Kalibrasi termometer
4. Menentukan
entalpi (panas) perubahan fase
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Titik
Didih
Titik
didih terjadi pada saat tekanan permukaan uap di permukaan cairan sama dengan
tekanan uap luar. Titik didih normal suatu cairan adalah pada saat tekanan
berasa di 1 atm/60 cmHg.
Titik
didih larutan elektrolit lebih besar daripada larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama.
Kenaikan
titik didi (ΔTb) adalah selisih antara titik didih laruta (Tb) dengan titik
didih pelarutnya (Tb0). Hal ini terjadi karena adanya penurunan
tekanan uap. Kenaikan titik didih dirumuskan sebagai berikut:
ΔTb
= Tb – Tb0
|
Hk. Roult
menyatakan :“Besarnya kenaikan titik didih larutan, sebanding dengan hasil kali
molalitas larutan (m) dan kenaikan titik didih molar (Kb)”
ΔTb
= Kb.m
|
B. Titik Beku
Titik
beku terjadi pada saat uap cairan sama dengan tekanan uap padatnya. Saat fase
padat, fase cair suatu zat berada pada pada kesetimbangan.
Larutan
elektrolit memiliki titik beku kurang dari larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama. Tf air murni = 00C.
Penurunan
titik beku adalah perbedaan titik beku akibat adanya partikel zat terlarut
terhadap titik beku pelarutan. Penurunan titik beku dirumuskan sebagai berikut:
ΔTf
= Tf – Tf0
|
ΔTb
= Kb.m
|
C. Kalibrasi Termometer
Kalibrasi termometer adalah suatu kegiatan untuk
menetapkan skala termometer dengan menggunakan tanda serta acuan
tertentu. Terdapat empat langkah untuk melakukan kalibrasi termometer.
1.
Menentukan titik tetap bawah,
disebut juga titik suhu terendah. Suhu yang digunakan biasanya adalah suhu pada
saat air membeku atau titik lebur es untuk air murni, pada tekanan 1 atm.
Contoh untuk termometer Celsius adalah 00C sedangkan suhu yang lebih
rendah dari 00 dinamakan suhu minus atau suhu dibawah titik beku.
2.
Menentukan titik tetap atas, titik
tetap atas digunakan pada saat air murni mendidih untuk tekanan 1 atm. Dan
ditetapkan sebagai titik acuan tinggi termometer
tersebut sebagai contoh adalah untuk skala termometer Celsius adalah 100 0C
untuk titik didih air.
3.
Membagi sama rata untuk tiap-tiap
bagian termometer jarak antara titik bawah sampai titik atas
4.
Memperluas jangkauan termometer
caranya dengan menambah skala lebih rendah dari titik bawah dan juga menambah
sakala lebih tinggi dari titik atas.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 07 Mei 2014
Waktu : 08.00 WIB – selesai
Tempat : Laboratorium STTIF Bogor
B. Alat dan Bahan
1. Bahan
·
NaCl 1M
·
NaCl 2M
·
Urea 1M
·
Urea 2M
·
Air Murni
·
Sukrosa larutan 10%
|
2. Alat
·
Neraca analitik
·
Pipet tetes
·
Pipet volum
·
Pembakar spiritus
·
Kaki tiga
·
Termometer
·
Alat pengaduk
·
Erlenmeyer
·
Bulp
·
Gelas ukur
·
Corong kaca
·
Kaca arloji
·
Tabung reaksi
·
Rak tabung reaksi
·
Penjepit kayu
|
C.
Cara
Kerja
1.
Kalibrasi
Termometer
·
Dimasukan
¾ es batu kecil ke dalam gelas kimia, dan tambahkan serbuk NaCl.
·
Dimasukan
5 tabung reaksi yang berisi 5 sampel (NaCl 1M, NaCl 2M, Urea 1M, Urea 2M,
Larutan Sukrosa)
·
Ditunggu
sampai sampel mulai membeku, catat dan diukur suhunya.
2.
Pengukuran
Titik Didih Larutan
· Diambil
masing-masing 5mL larutan NaCl 1M dan 2M, larutan urea 1M dan 2M, larutan urea
serta larutan sukrosa 10%, menggunakan pipet volum 5 mL.
· Dimasukkan
ke dalam tabung reaksi larutan yang telah dipipet tadi.
· Dipanaskan
satu persatu larutan tadi, pada saat mendidih diukur suhunya menggunakan
termometer.
· Dicatat
suhunya.
3.
Pengukuran
Titik Beku Larutan
·
Dimasukan
¾ es batu kecil ke dalam gelas kimia, dan tambahkan serbuk NaCl.
·
Dimasukan
5 tabung reaksi yang berisi 5 sampel (NaCl 1M, NaCl 2M, Urea 1M, Urea 2M,
Larutan Sukrosa)
·
Ditunggu
sampai sampel mulai membeku, catat dan diukur suhunya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
1. Tabel Hasil Pengamatan
No
|
Larutan
|
Tb
|
Tf
|
ΔTb
|
ΔTf
|
1
|
Air
|
940C
|
-130C
|
-6 0C
|
-130C
|
2
|
NaCl 1M
|
930C
|
-50C
|
-70C
|
-50C
|
3
|
NaCl 2M
|
970C
|
-90C
|
-30C
|
-90C
|
4
|
Urea 1M
|
900C
|
-30C
|
-100C
|
-30C
|
5
|
Urea 2M
|
940C
|
-40C
|
-60C
|
-40C
|
6
|
Sukrosa 10%
|
950C
|
-20C
|
-50C
|
-20C
|
2. Perhitungan
· NaCl 1M
m =
=
= 5, 85 gram
· Urea 1M
m =
=
= 6 gram
|
· NaCl 2M
m =
=
= 11, 7 gram
· Urea 2M
m =
=
= 12 gram
|
B. Pembahasan
Entalpi
adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari
suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan
kerja. Dari tinjauan, entalpi tidak bisa diukur, namun yang bisa dihitung
adalah nilai perubahannya.
Pada
percobaan kali ini sampel yang diuji adalah NaCl 1M dan 2M, Urea 1M dan 2M,
Larutan sukrosa 10%, dan air.
Percobaan
pertama adalah air, titik didih air yang didapat pada percobaan adalah 940C
dan titik bekunya -130C. Berdasarkan teori titik didih air berkisar
antara 92-980C, berarti percobaan pada sampel air kali ini dapat
dikategorikan berhasil.
Pada
percobaan kedua yaitu NaCl 1M dan 2M, diketahui titik didih NaCl 1M sebesar 930C
dan titik bekunya -50C sedangkan NaCl 2M titik didihnya sebesar 970C
dan titik bekunya -90C.
Untuk
percobaan ketiga yaitu Urea 1M dan 2M, diketahui titik didih Urea 1M sebesar 900C
dan titik bekunya -30C sedangkan Urea 2M titik didihnya sebesar 940C
dan titik bekunya -40C.
Percobaan
keempat yaitu larutan sukrosa 10% didapatka titik didih sebesar 950C
dan titik bekunya sebesar -20C.
Berdasarkan
teori titik didih larutan elektrolit akan lebih besar daripada larutan non
elektrolit sedangkan titik beku larutan elektrolit akan lebih kecil daripada
larutan non elektrolit. Pada percobaan, diketahui bahwa titik didih larutan
NaCl (elektrolit) lebih besar daripada urea (non elektrolit) (lihat tabel 1),
ini berarti percobaan yang dilakukan adalah sesuai dengan teori. Pada uji titik
didih, yang didapat pada percobaan adalah larutan elektrolit lebih kecil
daripada non elektrolit (lihat tabel 1). Hal ini sesuai dengan teori yang telah
dikemukakan para ahli terrdahulu. Selain itu, konsentrasi larutan yang lebih
besar (2M) juga memiliki titik didih dan titik beku lebih tinggi dibandingkan
yang konsentrasinya lebih kecil (1M).
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Titik didih larutan
elektrolit>non elektrolit.
2.
Titik beku larutan
elektrolit<nonelektrolit.
B. Saran
Sarana
dan prasarana di laboratorium harus ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
DOGRA, S.K. Kimia
fisik dan soal-soal , Universitas Indonesia(UI-Press), 1990
Hadi,
dimiski.1993.termodinamika.Yogyakarta:Direktorat
Pendidikankebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi proyek pendidikan
tenaga guru.
Aini
khuriawati riza sulistiati.termodinamika.2010.jakarta:Graha
ilmu.
http://www.chem-is-try.org/ diakses
tanggal 19 desember 2012
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)