BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Dapat mengetahui dan dapat
membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi.
1.2 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang melimpah
akan sumber daya alamnya salah satunya adalah bahan makanan. Kebutuhan manusia
akan hidup itu bergantung dengan apa yang dimakan untuk keberlangsungan
hidupnya. Di Indonesia, bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah beras,
jagung, sagu, dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut
berasal dari tumbuhan atau senyawa yang terkandung di dalamnya sebagian besar
adalah karbohidrat.
Karbohidrat merupakan segolongan besar senyawa organik yang
paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh
makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah
karbondioksida menjadi karbohidrat. Hasil dari metabolism primer turunan dari
karbohidrat berupa senyawa-senyawa polisakarida yaitu amilum. Amilum merupakan
sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia. Disamping
bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein, vitamin, serat dan
beberapa zat gizi penting lainnya.
Pati atau amilum merupakan simpanan energi didalam sel-sel
tumbuhan, berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar
antara 5-50 nm. Di alam, pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung,
biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung
dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi. Didalam
berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul
glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa rantai
panjang yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa
dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan
amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan, dimana produk pangan yang
memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna
Penampang amilum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda.
Karena itu, pada praktikum kali ini akan membahas tentang perbedaan jenis
amilum pada tumbuhan, seperti amilum pada amilum pada beras (Oryza sativa), amilum pada jagung (Zea mays), amilum pada singkong (Manihot utilissima) dan amilum pada
gandum (Triticum aestivum L).
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1 Amilum
Amilum adalah jenis
polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan
terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009).
Amilum
merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman.
Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan
sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan
cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit
batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering
biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum terdiri
dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
§ Amilosa
: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan
ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi
molekulnya menyerupai rantai
terbuka.
§ Amilopektin
: Terdiri atas
molekul D-glukosa yang sebagian besar
mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan
sebagian ikatan 1,6-
glikosidik. adanya ikatan
1,6-glikosidik menyebabkan
terdjadinya cabang, sehingga molekul
amilopektin
berbentuk rantai terbuka dan bercabang.
Molekul
amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena
terdiri atas lebih 1000 unit glukosa
(Poedjiadi, A. 2009).
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air
(amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum
oleh asama mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir
kuantitatif (Gunawan, 2004).
Bentuk
sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa adalah C6H11O6
dan rumus bangun dari α- D- glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan
asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan
bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh
pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat pada
makanan kita oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β –
maltosa (Poedjiadi,A. 2009).
Amilum juga
disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai bagian
tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi ; dari umbi
kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon sagu
(pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna
edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn,
1995).
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang
farmasi adalah jagung (Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa),
kentang (Solanum tuberosum), ketela rambat (Ipomoea batatas),
ketela pohon (Manihot utilissima) (Gunawan, 2004).
Pada
bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays
Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum
Linne (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau
sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai
komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang
berbeda (Gunawan, 2004).
Amilum
digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam
pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat,
dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral
sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan
sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).
Sebagai
amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan
karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak
mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi
bahan obat yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat
dalam pembuatan tablet cara granulasi basah (Anwar, 2004).
Amilum
hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan sebagai pengencer
plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tasmbahan untuk kejutan
yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma
lain. Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan, 2004).
Fungsi amilum
dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan penghancur atau pengembang
(disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan
(Syamsuni H,A. 2007).
2.2 Klasifikasi dan Morfologi
Tanaman
1. Singkong (Manihot utilissima)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo
:
Malpighiales
Famili
:
Euphorbiaceae
Bangsa : Manihoteae
Genus
:
Manihot
Spesies : Manihot
utilissima
Morfologi:
Tanaman singkong
tidak memiliki bunga, termasuk tanaman berkormus karena memiliki akar, batang,
daun sejati, tinggi tanaman 235 cm, berumur 2 bulan. Tanaman saingkong
mempunyai sistem perakaran serabut, akar berwarna putih kekuningan, panjang
akar 30 cm, panjang rambut akar 50 cm, termasuk tumbuhan dikotil, akar
menggembung berisi cadangan makanan.
Permukaan batang
berwarna coklat, dalam batang berwarna putih kekuning-kuningan, memiliki
diameter selebar 2-4cm, batangnya beruas-ruas.
Permukaan daun
rata, tulang daun menjari, jenis daun tunggal, bentuk daun lingkaran, daun
berwarna hijau (berklorofil), tangkai daun berwarna merah, ujung daun lancip,
tangkai daun panjang, berwarna kemerahan.
Bunga berukuran
sangat kecil, berwarna putih, kelopak berjumlah 5 buah berwarna hijau dan
berukuran lebih besar dari ukuran bunga, bunga tidak memiliki alat kelamin
jantan maupun betina. Umbi memiliki diameter 2-5cm, panjang 20-60cm, daging
umbi berwarna putih/ kekuning-kuningan, kulit umbi berwarna coklat, dagingnya
bergetah
2.
Gandum (Triticum aestivum L)
Klasifikasi:
Kingdom
|
:
Plantae
|
Divisi
|
|
Kelas
|
|
Ordo
|
:
Poales
|
Famili
|
:
Poaceae
|
Genus
|
: Triticum
|
Spesies
|
: T. aestivum L
|
Morfologi:
Pada umumnya, kernel
berbentuk ofal dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3 mm. Seperti jenis
serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari
tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian
lembaga (germ). Bagian kulit dari biji gandum sebenarnya tidak mudah
dipisahkan karena merupakan satu kesatuan dari biji gandum tetapi bagian kulit
ini biasanya dapat dipisahkan melalui proses penggilingan.
3.
Jagung (Zea mays)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies
: Zea mays L.
Morfologi:
Deskripsi Jagung
merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3
m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.
Akar jagung
tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian
besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar
adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman.
Batang
beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung
cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Batang jagung tegak dan mudah
terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk
roset. permukaan yang halus sampai berbulu. Batang tidak memiliki tangkai.
Daun jagung
adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada
yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter.
Warna hijau tua dengan permukaan yang berbulu.
Bunga betina
jagung berupa “tongkol” yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan “rambut”.
Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Jagung memiliki bunga jantan dan
bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap
kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut
floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina
tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah
daun.
4.
Padi (Oryza sativa)
Klasifikasi:
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae,
Ordo
: Poales,
Famili
: Graminae
Genus
: Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.
Morfologi:
Tanaman padi
termasuk tanaman setahun atau semusuim yang berbentuk herba. Tinggi tanaman
mencapai 120 cm. Bagian tanaman secara garis besar terdapat bagian vegetatif
dan generatif.
Sistem
perakarnya merupakan sistem perakaran serabut (radyx adventica), letak
susunn akarny tidak dalam kira kira pada kedalaman 30 cm. Karena itu akar
banyak mengambil makanan dari tanah yang berada di atas.
Batang pada Oryza
sativa tersusn dalam rangkaian beruaas-ruas (internodus), dan
diantara ruas satu dengan lainnya dipisahkan oleh buku (nodus). Ruas
batang didalamnya beronga rongga dan berbentuk bulat (teres), dari
atas kebwah ruas batang semakin pendek dan ruas paling pendek berada pada
bagian batang palin bawah.
Daun termasuk
daun tunggal terdiri dari helaian daun (lamina) dan pelepah daun (vagina)
yang menyelubungi batang. Bangun daun berbentuk garis (linearis), pada
berbatasan antara daun dan pelepah daun terdapat lidah daun (ligula).
Didalam ketiak daunterdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Tulang daun
sejajar (rectinervis).
Bunganya,
termaksud bunga majemuk dalam karanga bunga malai (panicula). Tiap panicula
terdiri dari kumpulan bunga yang disebut spica, setiap spica terdiri
dari satuatau lebih bunga disebut flosculus. Sumbu utama tempat
melekatnya spicula disebut rachis, sumbu dari spicula disebut
rachilla. bunga bisexualis, flosculus mempunyai 2 sekat
kelopak yang besar disebut lemma dan ukuran yang lebih kecil disebut palea.
Dibawah lemma terdapat gluma I dan gluma II.
Alat kelaminterdiri dari benang sari sebanyak 6 buah, tangkai sariny endek dan
tipis. Putik mempunyai 2 buah tangkai dengan epala putik yang berbentuk seperti
bulu, letak ovulum seperum dan carpellum 2 buah. Termasuk
kedalam buah cariopsis yang sehari hari disebut biji padi atau bulir,
gabah sebenarnya bukan bijimelainkan buah padi.
2.3
Identifikasi Amilum
1.
Amilum Manihot (Pati Singkong)
Pati
singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utillissima Pohl (
familia Euphorbiaceae ).
Pemerian
: serbuk sangat halus, putih.
Kelarutan : paktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
Mikroskopik
: butir tunggal, agak bulat atau
bersegi banyak, butir kecil diameter 5µm sampai 10µm, butir besar bergaris
tengah 20µm sampai 35µm, hilus di tengah berupa titik, garis lurus atau
bercabang tiga, lamela tidak jelas,konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri
atas dua atau tiga butir tunggal tidak sama bentuknya.
Bahan
organik asing : tidak lebih dari
sespora sel.
Wadah
dan penyimpanan : dalam wadah tertutup
rata
2.
Amilum Tritici (Pati Gandum)
Amylum tritici Pati gandum adalah pati yang diperoleh dari
biji Triticum aestivum L.
Mikroskopik : butir, bentuk cakram besar atau
seperti ginjal ukuran 10µm sampai 45µm, bentuk bulat telur,terbelah sepanjang
poros utama, butir bersegi banyak atau bulatan kecil, ukuran 2 µm sampai 10µm.
Jarang diketemukan butiran dengan ukuran sedang. Hilus dan lamela sukar
terlihat. Amati di bawah cahaya terpolarisasi,tampak bentuk silang berwarna
hitam, memotong pada hilus.
3.
Amilum Maydis (Pati Jagung)
Pati
jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L ( familia Poaceae )
Pemerian,kelarutan,bahan organik asing,wadah penyimpanan : memenuhi syarat
seperti yang tertera pada Pati Singkong.
Mikroskopik
: butir bersegi banyak, bersudut,
ukuran 2µm sampai 23µmatau butir bulat dengan diameter 25µm sampai 32µm. Hilus
ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5,tidak ada
lamela. Amati di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna
hitam, memotong pada hilus.
4.
Amilum Oryzae (Pati Beras)
Amylum oryzae Pati beras adalah pati yang diperoleh dari
biji Oryza sativa L. (Familia Poaceae). Pemerian,kelarutan,bahan organik
asing,wadah penyimpanan : memenuhi syarat seperti yang tertera pada Pati
Singkong. Mikroskopik : butir
versegi banyak ukuran 2µm sampai 5µm, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur
ukuran 10µm sampai 20 µm. Hilus ditengah, tidak terlihat jelas,tidak ada
lamela konsentris. Amati di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang
berwarna hitam, memotong pada hilus.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
Alat:
§ gelas
obyek
§ gelas
penutup
§ mikroskop
§ beker
gelas
§ pipet
tetes
§ tabung
reaksi
§ kasa
§ kaki
tiga
|
Bahan:
§ aquadest
§ larutan
iodium
§ pati
beras
§ pati
jagung
§ pati
singkong
§ pati
jagung
|
3.2
Cara Kerja
1.
Pemeriksaan Amilum dengan Larutan Iodium
§ Dibuat
larutan amilum 2%, dipanaskan 5 menit (mendidih) lalu didinginkan, untuk semua
jenis amilum yang diperiksa dimasukkan dalam tabung reaksi.
§ Ditambahkan
3 tetes larutan iodium.
§ Dicatat
warna yang terjadi saat dipanaskan dan didinginkan untuk masing-masing jenis
amilum yang diperiksa.
§ Dibandingkan
hasilnya dengan literature yang tersedia.
2.
Pemeriksaan Amilum secara Mikroskopi
§ Diambil
sedikit amilum (secukupnya), diletakkan di atas gelas obyek, ditetesi dengan
sedikit air dan ditutup dengan gelas penutup.
§ Diamati
di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
§ Dianalisis
bentuk amilum dari masing-masing spesies tanaman.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Reaksi Warna Pati dengan
Penambahan Iod
PATI
|
WARNA
|
|||
SESAAT
|
DIPANASKAN
|
DIDINGINKAN
|
(+) Iod
|
|
Beras
|
Putih
|
Bening
|
Bening
|
Biru muda
|
Jagung
|
Putih
|
Bening
|
Bening
|
Ungu kebiruan
|
Gandum
|
Krem
|
Bening dengan busa di
atas
|
Bening dengan endapan
putih
|
Biru dongker
|
Singkong
|
Putih
|
Bening
|
Bening dengan endapan
putih kekuningan
|
Biru toska
|
Tabel 1.1 Gambar Reaksi Warna Pati
dengan Penambahan Iod
Dipanaskan
|
|
Didinginkan
|
|
(+)
Iod
|
|
Tabel 2. Pemeriksaan Amilum secara
Mikroskopi
Pati Gandum
Butir bentuk cakram
besar seperti ginjal; bentuk bulat telur sepanjang poros utama; butir bersegi
banyak/bulatan kecil. hilus dan lamella sulit terlihat.
|
Pati Beras
\
Butir
bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur
dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella.
|
Pati Jagung
Berupa
butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat butir
pati dan hilus yang berupa rongga atau celah dan terdapat lamela.
|
Pati Singkong
Berupa
butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir kecil, ada butir
pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak
jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.
|
4.2
Pembahasan
Farmakognosi
merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari
bahan alam. Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam
yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan
farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu
tidak akan bisa dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata.
Dengan demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan menggunakan
alat-alat cara kimia dan fisika.
Simplisia
merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan. Simplisia terbagi 2 jenis, yaitu simplisia nabati dan simplisia
hewani. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian dari
tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum
berupa zat kimia murni. Sedangkan simplisia hewani adalah simplisia yang berupa
hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan
belum berupa zat kimia murni. Selain itu juga terdapat simplisia pelican
(mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan/mineral yang belum
diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia
murni.
Simplisia nabati
harus bebas dari serangga, fragmen hewan/ kotoran hewan, tidak menyimpan bau
dan warna, tidak mengandung cendawan, tidak mengandung bahan lain yang beracun
dan berbahaya. Jika simplisia tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah
ditetapkan maka simplisia dianggap bermutu rendah, terutama persyaratan
kadarnya. Hal yang menyebabkan simplisia bermutu rendah yaitu tanaman asal,
cara panen, dan pengeringan yang salah, pemyimpanan terlalu lama, kelembaban
atau panas, atau isinya telah disari dengan cara pelarutan dan penyulingan.
Secara garis besar ada beberapa macam cara pemeriksaan dalam menilai simplisia
yaitu secara organoleptik, secara mikroskopik, secara fisika, secara hayati,
dan secara makroskopik.
Pemeriksaan mutu
simplisia dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian dari pengumpul /
pedagang simplisia. Pemeriksaan organolpetik dan makroskopik dilakukan dengan
mengguankan indra manusia. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan menggunakan
mikroskop dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi terutama untuk
menegaskan keaslian simplisia dan pemeriksaan untuk menetapkan mutu berdasarkan
senyawa aktifnya, umumnya meliputi pengamatan terhadap serbuk.
Amylum adalah
jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan
terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amylum terdiri dari dua
macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa
(kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin. Amilosa: Terdiri atas 250-300
unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya
menyerupai rantai terbuka. Amilopektin:Terdiri atas molekul D-glukosa yang
sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik.
adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul
amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih
besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Amylum terdiri
dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air
(amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral menghasilkan glukosa sebagai
produk akhir secara hampir kuantitatif. Amylum dapat dihidrolisis sempurna
dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat
dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang
dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amylum yang
terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amylum diubah menjadi maltosa
dalam bentuk β – maltose.
Identifikasi
amilum secara mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang digunakan pada
percobaan kali ini adalah Amylum manihot, Amylum maydis, Amylum oryzae, dan
Amylum Tritici.
Identifikasi
secara kimiawi kandungan amilum bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau
tidaknya amilum dalam sampel yakni dengan cara uji iodine. Pada uji ini sampel
yang mengandung amilum akan berubah warna menjadi biru. Sampel terlebih dahulu
dipanaskan agar amilum dapat larut sempurna dnegan air sehinggga lebih mudah
dalam pendeteksian kandungan amilum. Berdasarkan hasil percobaan sampel yang
telah dipanaskan kemudian ditetesi dengan iodine berubah menjadi biru ini
dikarenakan warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan
kompleks antara amilum dengan iodin.
Identifikasi
amilum secara mikroskopis bertujuan agar kita lebih mengetahui bentuk-bentuk
yang khas dari masing-masing amilum pada sampel sehingga kedepannya akan lebih
memudahkan praktikan dalam membuat sediaan farmasi.
Pati
jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea
mays L ( familia Poaceae). Berdasarkan hasil praktikum bahwa pati jagung berupa
butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat butir pati
dan hilus yang berupa rongga atau celah dan terdapat lamela. Bentuk dan ukuran
granula pati jagung dipengaruhi oleh sifat biokimia dari khloroplas atau
amyloplasnya. Sifat birefringence adalah sifat granula pati yang dapat
merefleksi cahaya terpolarisasi sehingga di bawah mikroskop polarisasi
membentuk bidang berwarna biru dan kuning. Warna biru dan kuning pada permukaan
granula pati disebabkan oleh adanya perbedaan indeks refraktif yang dipengaruhi
oleh struktur molekuler amilosa dalam pati. Bentuk heliks dari amilosa dapat menyerap
sebagian cahaya yang melewati granula pati. Bentuk granula merupakan ciri khas
dari masing-masing pati. Tidak ada hubungan yang nyata antara gelatinisasi
dengan ukuran granula pati, tetapi suhu gelatinisasi mempunyai hubungan dengan
kekompakan granula, kadar amilosa, dan amilopektin. Pati jagung mempunyai
ukuran granula yang cukup besar dan tidak homogen yaitu 1-7µm untuk yang kecil
dan 15-20 µm untuk yang besar. Granula besar berbentuk oval polyhedral dengan
diameter 6-30 µm. Granulapati yang lebih kecil akan memperlihatkan ketahanan
yang lebih kecil terhadap perlakuan panas dan air dibanding granula yang besar.
Jagung normal mengandung 15,3-25,1% amilosa, jagung jenis waxy hampirtidak
beramilosa, jagung amilomize mengandung 42,6-67,8% amilosa, jagung manis
mengandung 22,8% amilosa. Amilosa memiliki 490 unit glukosa per molekul dengan
rantai lurus 1-4 a glukosida, sedangkan amilopektin memiliki 22 unit glukosa
per molekul dengan ikatan rantai lurus 1-4 a glukosida dan rantai cabang 1,6- a
glukosida. Berdasarkan pengamatan pada pati jagung setelah ditambahkan larutan
iodium dan dipanaskan warnanya berubah menjadi biru. Hal ini menendakan bahwa
terdapat amilum pada pati jagung tersebut.
Pati
singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utillissima Pohl (familia Euphorbiaceae) berupa
butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir kecil, ada butir
pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak
jelas,yang berupa butir majemuk sedikit. Ketika sampel ditetesi dengan larutan
iod sampel menunjukkan warna ungu kebiruan, hal ini jelas menunjukkan bahwa
terdapat amilum pada pati singkong yang diamati.
Pati
beras adalah
pati yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (Familia Poaceae) yang berupa butir
bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur
dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella. Ketika pati
beras ditetesi iod menghasilkan warna biru muda yang berarti menunjukkan bahwa
pati beras yang diuji positif mengandung pati.
Amylum tritici/ Pati gandum adalah pati yang diperoleh dari
biji Triticum aestivum L yang berupa butir
bentuk cakram besar seperti ginjal; bentuk bulat telur sepanjang poros utama;
butir bersegi banyak/bulatan kecil. hilus dan lamella sulit terlihat. Pada saat
pengujian, larutan pati gandum ditetesi dengan iod menunjukkan hasil yang
positif dengan pembentukan warna biru dongker.
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan
1.
Amilum adalah jenis
polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan
terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian Amilum merupakan salah satu bagian dari sel yang bersifat
non protoplasmik yang ada didalam plastida. Perkembangan amilum dimulai dengan
terbentuknya hilus, kemudian diikuti oleh pembentukan lamella yang semakin
banyak.
2.
Untuk membedakan macam-macam amilum dilakukan 2 pengujian yaitu secara mikroskopis
dan secara kimiawi, untuk uji secara mikroskopis dapat diamati perbedaan
bentuk pati dari tiap-tiap amilum dan secara secara kimiawi yaitu mendeteksi
kandungan amilum dengan perubahan warna sampel menjadi biru setelah ditetesi
dengan iodine.
5.2
Saran
Saran yang dapat
diberikan yaitu saat mengamati amilum dibawah mikroskop, sebaiknya medium yang
digunakan jangan terlalu banyak, karena akan mempengaruhi penampang yang
diamati. Jika terlalu banyak medium, globul air akan mempersulit kita untuk
mengamati hilus dan lamella yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Kent NL. 1975. Technology of
Cereals with Special References to Wheat. Oxford: Pergamon Pr.
Anwar, E. et al.2004. Pemanfaatan Maltodekstrin
Pati Terigu Sebagai Eksipien dalam Formula Sediaan Tablet dan Niosom.Yogyakarta:
Gajah Mada University Press
Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan edisi
ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Gunawan,D.,Mulyani,S.2004.Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid
1. Jakarta: Penebar Swadaya
Poedjiadi.2009.Dasar-dasarBiokimia.Jakarta:Universitas
Indonesia Press
Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran
Kent NL. 1975. Technology of Cereals with Special References to Wheat. Oxford: Pergamon Pr. mbak,punya ebook ini?
BalasHapus