BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam kajian
fisika, terdapat salah satu topik yang mendapatkan perhatian khusus, yakni
mengenai Tegangan permukaan. Pernahkan anda mengamati titik-titik embun
yang terdapat pada permukaan daun atau rumput? Mengapa titik-titik itu
berbentuk bola? Atau pernahkan anda melihat pisau silet suatu waktu dapat
mengapung di atas air? Mengapa terjadi demikian? Secara Fisika, fenomena
ini dapat terjadi karena adanya tegangan permukaan. Tegangan permukaan adalah suatu
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan kulit tipis.
Dengan
adanya tegangan permukaan, nyamuk dapat mengapung di atas permukaan air, karena
berat nyamuk dapat ditahan oleh kulit tipis yang menyelimuti permukaan air.
Seperti itu juga yang terjadi pada pisau silet yang dapat terapung pada
permukaan air.
Penyebab
terjadinya Tegangan permukaan karena adanya kohesi di bawah
zat cair yang lebih besar dari pada kohesi dipermukaan zat cair, sehingga
permukaan air akan cendrung mengerut dan membentuk luas permukaan sekecil
mungkin. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa titik-titik embun yang
menempel di atas rumput berbentuk seperti bola karena luas permukaan terkecil
adalah bangun yang berbentuk bola.
Besarnya
tegangan permukaan dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kecil tegangan permukaannya. Dan semakin kecil tegangan permukaan,
semakin besar atau baik kemampuan air untuk membasahi benda. Penerapan
tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah:
· Sabun cuci
sengaja dibuat untuk mengurangi tegangan permukaan air sehingga dapat
meningkatkan kemampuan air untuk membersihkan kotoran yang melekat pada
pakaian.
· Mencuci
pakaian dengan air hangat atau air panas lebih bersih karena dengan suhu yang
tinggi tegangan permukaan akan semakin kecil dan kemampuan air untuk membasahi
pakaian yang kotor lebih meningkat lagi.
· Alkohol dan antiseptik
pada umumnya memiliki kemampuan untuk membunuh kuman, dan mempunyai tegangan
permukaan yang rendah sehingga dapat membasahi seluruh permukaan kulit yang
luka.
· Itik dan
angsa dapat berenang dan terapung di atas permukaan air karena bulu-bulunya tidak
basah oleh air. Jika air dicampur dengan detergen, maka tegangan permukaan akan
mengecil, itik dan angsa yang berenang bulu-bulunya akan basah sehingga itik
dan angsa tersebut dapat saja tenggelam.
· Gelembung
yang dihasilkan oleh air sabun merupakan salah satu contoh adanya tegangan
permukaan.
B.
Tujuan
Percobaan
1.
Menerangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair
2.
Menentukan tegangan permukaan zat
cair
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Definisi
Tegangan Permukaan
Tegangan dalam
permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar pada
permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini tegangan permukaan
mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog dengan keadaan yang
terjadi bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang pada seutas tali
ditarik ke atas oleh seseorang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi
seutas tali. (Martin, 1990).
Tegangan
permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu,
tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan
zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil
yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan
sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat
cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet,
berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak
silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair
dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil
mungkin.
Tegangan
permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang
berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan
sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di
permukaan fluida.
Tegangan
antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase
cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada
tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih
besar dari pada adhesi antara cairan dan udara (Hamid.2010).
Tegangan
permukaan bervariasi antar berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan
yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk
droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air
membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa seranga dapat
berjalan diatasnya (suminar, 2001).
B. Macam-macam Metoda yang digunakan
dalam Tegangan Permukaan
Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode antara
lain (Kosman dkk, 2005);
1.
Metode cincin
de-Nouy
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan
antar permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan
bahwa gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang
dibutuhkan untuk melepaskan cincin dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi
yang dinyatakan dalam dyne.
2.
Metode kenaikan
kapiler
Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan
tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair
yang tidak bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair,
maka zat tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas
diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke bawah akibat berat zat cair.
·
Komponen gaya
ke atas akibat tegangan permukaan yaitu ;
·
Keliling
penampang pipa = 2 pr
·
Sudut kontak
antar permukaan zat dengan dinding kapiler = q maka gaya ke atas total = 2 prg cos q.
C. Penyebab Terjadinya Tegangan
Permukaan
Tegangan
permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya
kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv
berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran
yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang
dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini
timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya
tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). (Ansel, 1985)
Molekul
biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas
tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu
dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul
yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di
permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya.
Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah
karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di
permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat
mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah
tertutup oleh selaput elastis yang tipis. (Anief, 1993)
Istilah
permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antarmuka gas/cair. Walaupun
istilah ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan. Karena setiap
artikel zat, apabila itu bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai
suatu antarmuka pada batas sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting.
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua
fase cair yang tidak bercampur, sedangkan tegangan permukaan adalah gaya
persatuan panjang bias juga digambarkan dengan suatu rangka kawat tiga sisi
dimana suatu bidang datar bergerak diletakkan. (Martin, 1990)
Molekul-molekul
zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar dan non polar. Bila suatu
zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah, maka
molekul-molekul surfaktan akan terabsorbsi pada permukaan membentuk suatu
lapisan monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini
mengakibatkan turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi yang lebih
tinggi nolekul-molekul surfaktan masuk ke dalam air membentuk agregat yang
dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat misel ini mulai terbentuk disebut
konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK ini dicapai maka tegangan
permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi
misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan dengan metode tegangan permukaan.
(Kosman, 2006).
Cara yang
paling mudah dan sederhana untuk menentukan tegangan permukaan adalah dengan
menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk huruf U dan kawat kedua CD dengan
panjang l yang dapat digerakkan sepanjang kawat U.
D.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan
meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetik molekul
2. Zat terlarut
(solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu
cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan
meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah
besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan
monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa
disebut dengan surfaktan.
3. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents),
zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi
pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas
sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari
surfaktan.
4. Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki
gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air, maka tegangan permukaannya
juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara
molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
5. Konsentrasi
Zat Terlarut
Konsentrasi zat
terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat
larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah
diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan
muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada
didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan
tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada
didalam larutan.
E.
Manfaat
Tegangan Permukaan dalam Dunia Farmasi
1. Dalam
mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat
2. penetrasi
molekul melalui membrane biologis
3. pembentukan
dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk
membentuk sediaan suspensi
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Rabu, 04 Juni 2014
Waktu : 11.00 WIB – selesai
Tempat : Laboratorium STTIF Bogor
B. Alat dan Bahan
1. Bahan
·
Lar. NaCl 0,1M
·
Lar. Detergen 1%
·
Lar. HCl 0,01M
·
Metanol 96%
·
Air Murni
|
2. Alat
·
Neraca analitik
·
Pipet tetes
·
Pipet volum
·
Piknometer
·
Statif
·
Kaki tiga
·
Gelas imia
·
Selang kecil
·
Pipa kapiler
|
C.
Cara
Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan.
2. Dirangkai
alat sesuia prosedur yang telah ditentukan.
3. Dibuat
larutan pewarna sebayak 20 mL pada gelas kimia.
4. Dipipet
sampel sebanyak 200 mL, dimasukkan ke dalam gelas kimia, ditumpangkan pada
kawat kasa yang ditopang kaki tiga.
5. Larutan
pewarna dipipet dengan pipet tetes secara perlahan, saat terjadi gelembung
pertama pada larutan sampel maka pemipetan larutan warna dihentikan.
6. Dicatat
panjang h.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Percobaan
Hasil percobaan kali ini di dapat dari
rumus:
ρ air =
0,9960
ρ sampel =


d =


ᵞ =


Dimana :
ρ =
kerapatan
d =
densitas
h =
tinggi permukaan
r = jari-jari kapiler (0,05 cm)
ᵞ =
dyne/cm
g =
980 cm/s
No
|
Sampel
|
Bobot
Pikno
Kosong
|
Bobot
Pikno+
Sampel
|
d
|
Ρ
|
h
|
ᵞ
|
1
|
Aquadest
|
31,6
|
80,8
|
1
|
0,9960
|
5,5
|
134,2
|
2
|
NaCl
0,1M
|
31,6
|
87,8
|
1,128
|
1,124
|
4,5
|
123,9
|
3
|
HCl
0,01M
|
31,6
|
83,9
|
1,038
|
1,034
|
3,8
|
96,2
|
4
|
Metanol
96%
|
31,6
|
71,0
|
0,791
|
0,788
|
5
|
96,5
|
5
|
Detergen
1%
|
31,6
|
80,1
|
0,973
|
0,970
|
5,2
|
123,5
|
B.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai tegangan permukaan. Dimana
metode yang dipakai adalah metode kenaikan kapiler. Metode ini dipilih karena
zat yang kita ukur hanyalah satu zat saja, bukan mengukur tegangan permukaan dua zat cair yang tidak bercampur. Bahan-bahan
yang digunakan yaitu aquadest, NaCl 0,1M, HCl 0,1M, Metanol 96% dan detergent
1%.
Data yang
diperoleh pada saat pengukuran tinggi permukaan sampel yang digunakan adalah
aquadest 5,5 cm, NaCl 0,1M 4,5cm, HCl 0,1M 3,8cm, Metanol
96% 5cm dan detergent 1% 5,2cm.
Sedangkan tegangan permukaan yang dihasilkan oleh larutan sampel yang diuji
menujukkan bahwa air memiliki tegangan permukaan yang besar yaitu 134,2 hal ini
disebabkan oleh luas permukaan air yang besar sehingga air memiliki tegangan
permukaan yang tinggi dan HCl memiliki
tegangan permukaan yang lebih kecil yaitu 96,2.
Berdasarkan
teori yang ada, seharusnya yang memiliki tegangan perukaan paling kecil adalah
detergent karena detergent meningkatkan kemampuan air untuk
membersihkan kotoran yang melekat pada pakaian sehingga enurunkan tegangan
permukaan. Dalam hal ini kemungkinan terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan
saat praktikum, yaitu:
1. Kesalahan
pada saat melihat gelembung yang ada pada larutan sampel, apalagi pada
detergent, busanya menutupi penglihatan saat pengukuran tinggi permukaan.
2. Suhu yang
tidak stabil pada saat praktikum berlangsung.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Faktor yang mempengaruhi tegangan
permukaan adalah suhu, jenis cairan, zat terlarut, surfaktan dan konsenrasi zat
terlarut.
2.
Tegangan permukaan tertinggi
dimiliki oleh aquadest.
B. Saran
1.
Sebaiknya dicoba pada larutan lain
untuk mengetahui tegangan permukaann larutan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar